Danramil Borong dan Narasumber Lainnya Melakukan Sesi Foto Bersama Usai Dialog Interaktif |
kodim1612.blogspot.com--Danramil 1612-04/Borong Kapten Inf Zainudin hadir dan menjadi
narasumber dalam kegiatan dialog interaktif yang berlangsung di studio
Radio Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur, Rabu (3/7/19).
Dialog interaktif dengan tema "Meredusir Isu Radikalisme, Intoleran,
Sara, Provokasi dan Hoax" yang diselenggarakan Forum Anak Manggarai
Timur (F-AMATIR) ini juga menghadirkan narasumber lainnya diantaranya
Kaban Kesbangpol Kabupaten Manggarai Timur, Drs. Yohanes Subur, M.Si,
Tokoh Agama, Pdt. Urbanus Uly Weo, S.Th,
Danramil 03/Borong mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia
memiliki sekitar 500 suku bangsa lebih dari 300 macam budaya, lebih dari
700 bahasa dan juga keragamana agama/kepercayaan.
"Ini semua
merupakan aset aset kekayaan Bangsa Indonesia. Namun, dibalik perbedaan
yang ada seperti suku, agama, ras, etnis, dan antar golongan tersebut,
isu agama seringkali dimanfaatkan oleh oknum/kelompok yang tidak
bertanggung jawab dalam memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,"
kata Kapten Inf Zainudin.
Ia mengungkapkan, paham radikalisme
merupakan suatu aliran yang mengajarkan prilaku intoleran dan aliran
garis keras yang menantang Ideologi Negara Pancasila.
"Ideologi
Pancasila yang merupakan asas tunggal ideologi yang digunakan oleh
bangsa Indonesia saat ini mengalami maraknya ancaman dari aliran-aliran
represif dan radikalis.
Hal tersebut sungguh membutuhkan
upaya-upaya konkret dari pemerintah terkait maupun para aktivis baik
dari kalangan mahasiswa maupun pemuda umumnya untuk menangkal adanya
gerakan-gerakan anti pancasilais tersebut," ujarnya.
Sebagaimana
diketahui, adanya aliran radikal ini muncul dari luar Indonesia akibat
kurangnya penyaringan dari seluruh stakeholders dan pemuda sebagai
generasi penerus bangsa pada umumnya.
Disamping itu, budaya bebas yang merupakan akulturasi budaya lokal dan budaya luar saat ini terlihat jelas dapat mengancam keaslian budaya lokal Indonesia.
Disamping itu, budaya bebas yang merupakan akulturasi budaya lokal dan budaya luar saat ini terlihat jelas dapat mengancam keaslian budaya lokal Indonesia.
"Ancaman-ancaman tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja mengingat
bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang suku dan
budaya yang berbeda, maka harus ada upaya-upaya yang dapat mempersatukan
agar dapat menangkal ancaman-ancaman tersebut terutama paham-paham
radikalisme dan budaya bebas di Era Globalisasi.
Kabupaten
Manggarai Timur sebagai bagian dari bangsa Indonesia tidak luput dari
paham yang dapat memecah belah persatuan bangsa," paparnya. (Ucg)