kodim1612.blogspot.com--Kodim 1612/Manggarai, menggelar acara ‘nonton bareng’ film dokumenter Penumpasan G-30S/PKI di SMAN 1 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Senin (30/9/19).
Selain para siswa, acara nonton juga dihadiri oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Langke Rembong Kalixtus Kase, S.Pd.
Komandan Kodim 1612/Manggarai, Letnan Kolonel Inf Rudy Markiano Simangunsong, S.Sos., menyampaikan pemutaran film Penumpasan G-30S/PKI itu dilakukan menyambut Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober.
Nonton bareng film ini, tambah Letkol Rudy, untuk menanamkan pendidikan sejarah bangsa di kalangan masyarakat terutama kalangan pelajar atau anak muda. Sejauh ini, wawasan sejarah bangsa di kalangan anak muda mulai luntur dan sudah banyak yang tidak memahaminya lagi.
"Pemutaran film tentang gerakan PKI tersebut agar masyarakat mengetahui sejarah sebenarnya tentang pergerakan PKI yang merongrong keutuhan NKRI saat itu”, harapnya melalui pemutaran film ini khususnya kalangan anak muda tidak mudah terkontimasi oleh hal-hal yang dapat memecah belah keutuhan bangsa”, lanjutnya.
Namun dalam pemutaran film itu juga diiringi dengan diskusi sehingga para generasi muda sekarang dapat memahami sejarah masa lampau.
Dandim menambahkan “Pemutaran film bersifat dokumenter karena berisi sejarah, itu akan lebih berkesan karena bentuknya visualisasi sejarah, apa yang ditayangkan di situ bisa di cek ulang dengan buku-buku sejarah yang ada, seandainya ada temuan-temuan yang cocok, itu berarti membuktikan bahwa Gerakan 30 S/PKI itu benar-benar ada. Untuk paham komunis, seharusnya memang tidak boleh hidup di Indonesia,” kata Letkol Rudy.
Sementara itu pada kesempatan lain bagi Pasiter Kodim 1612/Manggarai, Lettu Inf Simon Halek, film ini memiliki misi penting. Di depan siswa dia mengatakan, melalui film generasi muda menjadi tahu bahwa peristiwa tahun 1965 benar adanya.
“kami memberi pesan bahwa sejarah tahun 1965 itu pernah terjadi dan dilakukan oleh komunis. Harapannya itu tidak terjadi lagi ke depan, seperti kita ketahui, komunis sudah dua kali melakukan pemberontakan, itu yang disebut sebagai bahaya laten. Suatu saat tidak menutup kemungkinan akan melakukan pemberontakan lagi. Kita harus selalu waspada. Ini sebagai pelajaran untuk adik-adik untuk mengenal sejarah, supaya para siswa paham,” kata Lettu Simon.
Usai nonton bareng para siswa melakukan sesi diskusi. (Ucg).